Ayat-Ayat Astronomi

Posted by Pon.Pes. Darussalam pwt on 08.59.00 with No comments
(Studi Tafsier Al-Qur’an dan Astronomi Modern)
Oleh : Imam Labib Hibaurrohman, Lc


Perselisihan yang terjadi dalam penentuan awal bulan hijriyah terutama dalam masalah menetukan awal Ramadhan dan Syawal selama ini sedikit banyaknya sudah merambah pada perubahan paradigma masyarakat tentang ketidak akuran antar pemimpin mereka bahkan kelompok pada masalah persatuan dan kesatuan umat dalam hal keyakinan menjalankan ibadah. Embrio permusuhan kecil-kecilanpun sudah mulai bergesekan antara kelompok sehingga kebersamaan dalam ibadahpun semakin ada kerenggangan dan menjurus kepada individualis akan egoime masing-masing yang disesuaikan dengan pemahaman serta pemikiran dari golongannya. Penentuan awal bulan dengan berbagai macam metode akan menimbulkan berbagai macam penetapan dan keputusan yang berbeda pula akibat dari dasar pengambilan hukum yang berbeda-beda dan inilah yang dapat mengakibatkan terjadinya ikhtilaful fiqh.[1]

Metode dalam menentukan masuknya bulan baru di kalangan umat Islam ada dua, yaitu pertama: Dengan cara mengamati bulan secara langsung pada hari ke-29 (malam ke-30) bulan berjalan. Jika bulan terlihat pada hari itu maka malam itu atau keesokan harinya dinyatakan sebagai bulan baru apabila hilal tidak terlihat, maka malam itu dan keesokan harinya dijadikan sebagai hari yang ke-30 bulan berjalan dan bulan barunya dimulai lusa  Kedua: Tanpa melihat hilal melainkan menetapkan kriteria astronomis tertentu untuk memasuki bulan baru. Jika kriteria  tersebut telah terpenuhi maka malam itu atau hari esoknya dinyatakan sebagai bulan baru dan apabila kriteria itu belum terpenuhi maka malam itu atau keesokan harinya baru dijadikan sebagai hari terakhir bulan berjalan dan bulan barunya dimulai lusa.[2]




[1] Yusuf Qardhawi, As- Shahwatu al- Islamiyah Baina al-Ikhtilaf al-Masyru’ wa at-Tafaruq al-Mazdmum, Terj. Aunur Rafiq Shaleh Tamhid (Jakarta: Robbani Press, 1995) cet. III, h. 11-13., Khariri Shofa, dkk, Laporan Penelitian Kolektif Penentuan Awal Ramadhan-Syawal: Antara Teks dan Perkembangan Astronomi Modern Studi Hadis-hadis Rukyatul Hilal (Kementerian Agama RI, 2012)).     
[2] Syamsul Anwar, Interkoneksi Studi Hadis dan Astronomi, (Yogyakarta: Suara Muhammadiyah, 2001), cet. I, h. 56.